Rabu, 26 Oktober 2011
Sabtu, 22 Oktober 2011
Video The 1st Bandung Young Koi Show 2011
Jumat, 21 Oktober 2011
Congratulations - The 5th Bogor One Day Koi Show 2011
Senin, 10 Oktober 2011
Sang Champion yang Selalu Kompak
Kesibukan dan keramaian terlihat di GhraBatununggal pada hari Jumat-Sabtu tanggal 16-18 September yang lalu. Poster, baliho, umbul umbul turut memeriahkan suasana. Semua terlihat sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. The 1st Bandung Young Koi Show 2011 ini memang menjadi event pertama kepengurusan ZNA Bandung Chapter yang baru. Diketuai oleh Yohanes Jusuf salah satu dari Pandawa Lima ZNA Bandung Chapter yang kita sebut saja sang Arjuna dengan didukung penuh oleh presiden ZNA Bandung Chapter Hartono Soekwanto Sang Bima dan sang Yudishtira, Kiki Sutarki. Segala kerja keras selama 3 bulanpersiapan dalam mempersiapkan event ini tergantikan dengan pecahnya rekor fish entry terbanyak dalam kontes KOI lokal. Sembilan ratus delapan puluh tiga (983) ekor fish entry diakui oleh tim APKI sebagai yang terbanyak dalam sejarah kontes KOI lokal di Indonesia. Sungguhprestasi yang membanggakan!
Setelah penilaian yang panjang akhirnya didapatkan pemenang Grand Champion adalah ikan milik Hendrawan Soedarpo dan Yanto Wijaya. Kedua pemilik ikan ini terlihat kompak bersama-sama menjadi Champion sejak kontes KOI Surabaya. Sepertinya dimana Hendrawan Soedarpo menjadi GC disitu ada Yanto Wijaya menjadi GC yang satunya. Sungguh prestasi yang membanggakan tuan rumah karena ternyata mereka berdua adalah anggota ZNA Bandung Chapter.
(Foto bersama di Koi Show Surabaya 2011)
(Para Juri Jepang)
Mr. Kenji Tani (Tani Fish Farm), Takaharu Inoe (Beppu Fish Farm), Takayoshi Omosako (Omosako Koi Farm), Futoshi Mano (Dainichi Koi Farm), Cheng Kwok Kwai (ZNA Certified Judge), Motoharu Sakai (Sakai Fish Farm), Ryuki Narita (Narita Koi Farm), Katsuyuki Hoshino (Hoshikin Koi Farm), Toshihiro Hirasawa (Marudo Koi Farm) dengan dipimpin oleh Yoshida Hidekazu (Odawara Kansyogyo) adalahjuri-juri yang telah menyediakan diri menjadi juri kontes The 1st Bandung Young Koi Show kali ini. Sembilan dari 10 juri ini diterbangkan langsung dari Jepang. Kehadiran mereka benar-benar menambah semangat para kontestan yang hadir. Semuanya mengikuti dengan tekun penjurian yang dilakukan dengan begitu teliti ini.
Minggu pagi di puncak acaranya seluruh panitia terlihat rapi. Pengumuman pemenang dan pembagian piala berlangsung meriah. Senyum lega, puas dan bangga terpancar dari wajah para panitia terutama di wajah para pemenang. Tidak kalah pamornya, setelah selesai acara hiburan dilaksanakanlah acara lelang Koi yang dibawa langsung oleh para juri dar iJepang. Ikan-ikan yang sudah dipastikan kecantikan dan kelebihannya. Penawaran berlangsungd engan begitu seru, semua peserta lelang berebut untuk memiliki ikan-ikan yang dipertontonkan. Dari keantusiasan para peserta lelang akhirnya didapatlah uang sebesar +/- Rp. 500jt. Bukan masalah uang tetapi masalah kebersamaan dan keakraban pada saat itu yang tidak akan tergantikan oleh apapun juga.(Iranita ZNA)
Tunggu Event kami selanjutnya.....
Kamis, 06 Oktober 2011
Bangkitnya Raksasa Tua
ZNA Bandung Chapter sudah berdiri sejak lebih dari satu dasawarsa, 1st Bandung Young Koi Show adalah geliat kontes pertama di era kebangkitannya, papar Ajik Raffles
Dua belas tahun silam, para penggemar koi asal kota Bandung berkumpul di sebuah sudut kota. Tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1999 di Villa Istana Bunga, Lembang. Hadir 25 orang insan penggemar koi dari kalangan pedagang dan penggemar yang kini dikenal sebagai penggemar koi papan atas. Pertemuan kali ini bukan sekedar kongkow – kongkow yang biasa dilakukan dan memiliki agenda khusus. Dimotori dua tokoh koi senior, Edy Sukamto dan Wahyudi Gandasasmita, mereka mendeklarasikan berdirinya ZNA Bandung Chapter. Tujuannya untuk menampung aspirasi penggemar koi, memasyarakatkan Koi dan memajukan dunia Koi di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Deklarasi itu dibarengi penyelenggaraan 1st ZNA Bandung Koi Show 2010.
Kontes ini yang pertama kali diadakan di Bandung dan melengkapi kontes koi di Indonesia pada tahun itu yang diselenggarakan di Surabaya, 2nd Indonesia Koi Chapter 2000. “Seingat saya ketika itu ZNA Surabaya Chapter sudah terbentuk” kenang Kiki Sutarki, yang kala itu masih dikenal sebagai Arsitek dan penggemar berat Koi. Kehadiran klub ini memang menambah kutub penggemar koi. Bila sebelumnya geliat Koi lebih banyak di kota Surabaya, sejak itu semaraknya ikut merambah kota Bandung. Kedua kutub penggemar koi ini melengkapi kota yang sebelumnya dikenal sebagai sentra penghasil Koi, Sukabumi dan Blitar.
Kehadiran kedua klub ini kemudian menginspirasi terbentuknya klub – klub koi di kotal lain: Blitar Koi Club (1999), Jakarta Koi Club (2001), Shinkokai Indonesia (2003), Semarang Koi Club (2003) dan Makassar Koi Club (2003). Inilah klub – klub Koi generasi pertama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Di tahun – tahun awal kehadirannya, ZNA Bandung Chapter salah satu klub paling aktif bersama dengan Blitar Koi Club dan Makassar Koi Club. Ketika Shinkokai Indonesia dideklarasikan dedengkot Koi kota Bandung lainnya, Roy Andre da Costa dan Ayi Wiratman di tahun 2003, ZNA Bandung Chapter menggandengnya dan bersama – sama menyelenggarakan kontes berikutnya yang bermetamorfosis menjadi “Bandung Koi Show”. Sayang setelah ini kiprah klub koi asal kota Bandung bak “Hidup Enggan, Mati Tak Hendak” mengikuti jejak langkah koleganya dari Surabaya dan Jakarta.
Adalah Asosiasi Penggemar Koi Indonesia (APKI) yang ditengarai menjadi asal mula kiprah berbagai klub koi lokal ini mengendur. Ketika terbentuk di tahun 2004 dengan dukungan klub – klub itu, APKI langsung mengusung dua agenda utama: All Indonesia Koi Show dan All Indonesia Young Koi Show. Kehadiran dua kontes berskala nasional ini menyebabkan agenda klub lokal harus mengalah. Jadwal kontes diatur dan disesuaikan APKI berdasarkan rapat anggota. Ditambah dengan Blitar yang sudah memiliki agenda rutin terlebih dahulu, kiprah ZNA Bandung Chapter kian terbatas. Tidak mudah menyelenggarakan kontes pada saat penggemar koi belum semarak seperti sekarang.
Kondisi ini diperparah dengan kehadiran klub – klub koi baru yang bermunculan bak “Cendawan di Musim Hujan” pada periode 2006 – 2009. Semua klub mengagendakan kontes dan membuat jadwal kontes kian padat. Inilah salah satu faktor Bandung ZNA Chapter mengurangi aktifitas kontes.
Tetapi bukan berarti Bandung mati gaya. Penggemar koi asal kota kembang ini punya cara untuk mengekspresikan kevakuman di Bandung. Dimotori Handrie Agoestiana, tahun 2008 dideklarasikan Parahyangan Koi Club (PKC). Ini adalah klub ketiga milik “Urang Bandung”. PKC langsung menggebrak dengan kontesnya: PKC Young Koi Show. Bersama saudara tuanya, ZNA Bandung Chapter dan Shinkokai Indonesia, PKC bahu membahu mensukseskan 5th Bandung Koi Show 2009. Kontes kelima dalam sepuluh tahun sejarah ZNA Bandung Chapter. Bandingkan dengan Blitar Koi Club yang dalam kurun waktu sama telah menggelar sepuluh kali kontes.
PKC kian rutin menggelar kontes, di penghujung 2009 mereka menggelar PKC Young Koi Show yang kedua dan di awal tahun 2011 yang ketiga. Bahkan PKC membuat terobosan inovatif dengan garapannya di bulan Juni 2011: PKC Baby Koi Show, yang mempertandingkan Koi hingga ukuran 30Cm saja. Kontes PKC selalu sukses dari sisi fish entry seakan menggambarkan bagaimana publik kota kembang haus kontes. Fenomena ini menarik perhatian para punggawa ZNA Bandung Chapter. Mereka kemudian menggelar pertemuan dengan keputusan fenomenal, mentransformasi diri dengan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada generasi muda yang masih memiliki semangat membina.
ZNA Bandung Chapter bak terlahir kembali. Di tangan penggemar koi sekelas Hartono Sukwanto, Yohanes Yusuf, Achmad Sony dan lainnya mereka mulai mengayunkan langkah. Dalam beberapa hari mendatang mereka akan menggelar 1st ZNA Bandung Chapter Show di Graha Batununggal, Bandung. Dengan kepiawaian mengelola massa, Achmad Sony mengkomunikasikan kontes ini dengan elegan. Tidak semua kontes memiliki komunikatornya, dan Bandung beruntung memiliki figur Achmad Sony. ZNA Bandung Chapter kini merentang sayap dan bahu membahu dengan komunitas penggemar koi di kota lain mereka siap mengemban misi Memajukan Dunia Koi di tanah air. Sesungguhnya, 1st ZNA Bandung Chapter Show adalah pembuka. Klub ini sudah mengagendakan kegiatan berikutnya: "1st All Asia Cup Young Koi Show 2012". Sebuah kontes prestisus yang diinspirasi oleh Asai Cup Asia Koi Show. Ini adalah bukti bahwa Sang Raksasa Tua itu telah bangkit!!
( Sumber: KOI-S Magazine edisi No. 11/Vol II/Mar – Juni 2010 )
Rabu, 05 Oktober 2011
KARANTINA
Karantina sepertinya merupakan sebuah kosa kata yang cukup popular di kalangan hobies koi, sebelum berbicara lebih jauh tentang ini, mungkin lebih baik kita memahami apa maksud dan tujuan dari karantina itu sendiri.
Karantina kalau boleh disebut sebagai suatu kegiantan untuk mengisolasi atau memisahkan sesuatu dari lingkungan tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.
Dalam hal pemeliharaan koi, kita melakukan karantina dengan tujuan untuk menjaga agar koi yang sudah kita punya tidak tertular atau terjangkit penyakit tertentu yang dibawa oleh pendatang baru. Atau mengisolasi koi yang sakit, memisahkan koi sakit ketempat tertentu sehinnga terpisah dari koi yang ada di wadah utama.
Yang akan kita bahas selanjutnya lebih menitik beratkan pada proses karantina untuk koi pendatang baru yang relatif lebih komplek permasalahannya.
LATAR BELAKANG
Yang banyak terjadi di kalangan hobbies terutama habbies pemula adalah kurang paham benar apa yang menjadi maksud dan tujuan karantina untuk memaksimalkan hasil karantina tersebut.
Sebelum berbicara lebih jauh akan maksud dan tujuan karantina alangkah baiknya kita untuk terlebih dahulu memahami latar belakang dari kegiatan ini.
Setiap mahluk hidup, hidup di komunitas / lingkungan mereka masing – masing, dan setiap komunitas hidup antara yang satu dengan yang lain tidaklah sama.
Antara lingkungan yang satu dengan yang lain mempunyai banyak perbedaan, walaupun juga memiliki kesamaan. Sedangkan mahluk hidup sendiri mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkunngan hidupnya.
Untuk lebih memahami kita ambil contoh manusia. Seorang petani yang menanam padi disawah tidak merasa gatal walaupun seharian berendam di lumpur yang basah dan kotor, akan tetapi seorang pekerja kantoran yang mencoba membantu petani menanam padi di sawah, merasa gatal – gatal pada kulitnya bahkan sampai menderita iritasi.
Begitu juga anggota keluarga petani keesokan harinya perut mereka merasa kurang nyaman karena pada malam sebelumnya makan makanan yang dibawa oleh “ si pekerja kantoran “.
“ Si Petani “ sendiri karena tidak punya makanan tetap makan makanan “Si Pekerja Kantoran” dan lama – lama terbiasa.
Begitu juga petani yang bermalam di rumah pekerja kantoran, keesokan harinya sakit demam karena semalaman tidur di kamar yang menggunakan AC ( Air Conditioning ).
Begitu juga anggota keluarga “ si pekerja kantoran “ tertular penyakit kulit karena menggunakan handuk mandi yang pernah digunakan petani tersebut.
Kalau kita menyimak ilustasi diatas mungkin kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
- Setiap mahluk hidup dapat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap lingkungannya.
- Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan setiap mahluk hidup bisa mengalami “ganguan.
- Setiap mahluk hidup dapat menjadi sarana ( carrier ) “penyakit” terhadap lingkungan barunya.
- Mahluk hidup yang sehat belum tentu tidak mengandung “ bibit penyakit “
- Apabila mahluk hidup dapat menyesuaikan dengan lingkungannya berarti mahluk tersebut sudah memiliki kekebalan ( imum ) terhadap “ penyakit di lingkungannya “.
Jadi meskipun Koi pendatang baru itu sehat belum tentu bebas bibit penyakit. Demikian juga koi yang ada di kolam anda belum tentu bebas bibit penyakit walaupun koi tersebut sehat.
Mungkin dari gambaran diatas kita sedikit bisa memahami langkah – langkah untuk melakukan kegiatan karantina.
TUJUAN
Yang seharusnya menjadi tujuan dari karantina adalah untuk menjaga agar koi yang telah kita miliki tidak tertular bibit penyakit yang mungkin dibawa oleh koi pendatang baru.
Selain itu maksud dan tujuan karantina adalah untuk menyesuaikan lingkungan hidup koi yang baru dengan lingkungan asal sehingga bila koi yang baru kurang dapat beradaptasi dan mengalami gangguan tidak menjangkiti koi yang sudah kita miliki.
KEGIATAN KARANTINA.
Apakah setiap koi baru wajib karantina ?
TIDAK,
- Bila kolam yang akan kita gunakan belum terisi ikan.
- Bila anda telah meminta kepada penjual untuk “mensterilkan koi” sebelum ke kolam anda dengan pengawasan selama masa – masa awal penyesuaian, bila terlihat gejala sakit segera di karantina.
Langkah mana yang terbaik ? karantina atau tidak ?
KARANTINA,
- tidak semua koi mudah meyesuaikan dengan lingkungan baru terutama koi yang biasa “ di manja “ di lingkungan lamanya.
- Biasanya koi tertentu akan mengalami “gangguan” sebelum dapat adaptasi dengan lingkungan baru
- Koi mudah stress bila berubah lingkungan hidupnya sehingga mudah terserang penyakit karena sistim imum tubuhnya menurun.
Langlah karantina yang ideal sebenarnya membutuhkan proses yang cukup detail yang seolah – olah sangat rumit padahal tidaklah demikian, asal kita dapat memahami “ mengapa nya”.
Langkah karantina yang ideal, dimulai pada saat kedatangan koi.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah meyiapkan tempat karantina yang memadai baik luas maupun volume tempat karantina tersebut, yang sebelumnya sudah kita isi dengan air kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk memelihara koi tersebut.
Apakah harus ? tidak , dengan mengisi tempat karantina dengan sumber air yang sama dengan kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk memelihara koi tersebut sudah cukup memadai bila sumber air yang digunakan bukan air PDAM/PAM, bila memakai air PDAM/PAM hendaknya ditreatment terlebih dahulu.
Bila tempat karantina sudah siap, masukkan koi beserta kantong plastiknya agar suhu udara kantong dan suhu air tempat karantina sama,biasanya memerlukan waktu 15-30 menit, setelah itu baru lepas koi ke tempat karantina.
Langkah berikut adalah memberi tempat karantina dengan obat anti virus, bakteri, dan parasit, hal ini bertujuan untuk “menstrerilkan” dan mempercepat proses karantina.
Langkah ini sebaiknya dilakukan apa bila tempat karantina kurang memadai atau “terlalu memaksa”.
Sebenarnya langkah yang paling ideal adalah tidak memberikan obat – obatan dahulu sebelum koi terlihat ada gejala sakit, namun cara tersebut memerlukan proses waktu yang agak lama, yang mungkin malah dapat berakibat fatal terhadap koi apalagi dengan tempat karantina yang kurang memadai.
Pengunaan garam dan alat pemanas suhu, dalam proses karantina sendiri tidaklah dianjurkan, karena penggunaan garam dan pemanas suhu mengganggu maksud dan tujuan karantina itu sendiri.
Garam sifatnya membatasi ruang hidup jenis bakteri tertentu tetapi tidak dapat membasmi bakteri tertentu tersebut, yang sebenarnya fungsi garam dapat diambil alih oleh obat anti bakteri.
Begitu juga dengan dengan pemanas suhu sifatnya hanya membatasi ruang hidup sebagian bakteri.
Sedangkan ada beberapa jenis bakteri yang hanya “tidur” pada suhu dan kadar garam tertentu.
Sebenarnya hal tersebut dapat membantu proses “strerilisasi” namun yang menjadi kekurangan dengan sistim garam dan pemanas suhu sendiri adalah membedakan tempat karantina dengan kolam koi itu sendiri ( kadar garam & suhu ), sehingga pada saat koi kita lepas di kolam maka koi perlu penyesuain kembali.
Dengan proses karantina singkat mungkin hanya perlu waktu 5-8 hari, kalau proses karantina panjang mungkin perlu waktu sampai 15-21 hari, bahkan kadang perlu waktu 30-40 hari.
Yang perlu menjadi pertimbangan dan pemikiran kita adalah tempat karantina itu sendiri. Selama ini yang sering penulis amati dikalangan para hobbies adalah proses karantina itu sendiri yang kalau penulis amati lebih terlihat sebagai tempat “penyiksaan koi” dari pada sebagai tempat karantina.
Tempat karantina yang ideal adalah tempat yang dapat membuat koi merasa nyaman, sehingga koi tidak tambah stress.
Alangkah baiknya tempat karantina dilengkapi dengan sistim filtrasi yang memadai sehingga kita juga dapat memberi makan koi pada saat karantina.
Banyak para hobbies yang salah persepsi bahwa pada saat karantina koi tidak boleh diberi makan.
Hal yang benar sebenarnya koi dalam masa karantina tidak boleh diberi makan dengan jumlah banyak, hal ini berlaku apabila tempat karantina tidak dilengkapi dengan sistim filtrasi.
Apabila kita punya kolam khusus karantina dengan sistim filtrasi yang memadai memberi makan dalam dosis normal tidaklah akan menjadi masalah.
Coba anda bayangkan koi yang anda beli masuk ke tempat karantina tidak diberi makan selama 2 minggu, apalagi anda membeli koi ditempat jauh dengan perjalan yang memakan waktu berjam- jam, pastilah oleh sipenjual koi tersebut dipuasakan terlebih dahulu minimal 1-2 hari, berarti koi tidak makan selama 15 hari, ada koi yang tahan, tapi banyak juga yang tidak dan menjadi mati.
Itu juga yang sering penulis amati yang menjadi kegagalan para hobbies dalam poses karantina.
Coba kita bayangkan jika kita yang menjadi koi, bisa tahan tidak makan 15 hari ?
Untuk kegiatan karantina koi yang sakit perlakuan yang sama kita lakukan seperti proses karantina diatas.
Yang menjadi perbedaan adalah pemberian obat - obatan yang sesuai dengan penyakit yang menjangkiti koi tersebut. ( mengenai obat & penyakit koi akan dibahas dalam artikel tersendiri ).
Demikian artikel ini dibuat dengan harapan para hobbies dapat melaksanakan kegiatan karantina tampa perasaan bingung dan was - was.
Selasa, 04 Oktober 2011
Zen Nippon Airinkai 46th All Japan Nishikigoi Show
Koibito Japan spent the weekend down in Kochi City, Shikoku Island at the 2010 Zen Nippon Airinkai Koi Show, (also known as the ZNA Koi Show). We have taken plenty of photos and videos to keep you all busy for a while. We travelled down to Kochi City on Friday morning, a journey of 160 kms over the longest road and rail suspension bridge in the world, the Seto Ohashi Bridge. Unfortunately for many of the breeders taking their koi across the bridge it ended up getting completely closed to road and rail traffic in the afternoon because of extremely high winds...luckily Koibito Japan made it across the bridge 10 minutes before it was closed! Fortunately for the breeders waiting on the mainland side of the bridge, one more bridge was open to the island, although it did mean a diversion of over 250 kms for those who made the journey.
The ZNA Koi Showa this year was extremely well attended, and there were plenty of excellent koi on show from all across Japan, although in the end when the final vote for Grand Champion took place it was a bit of a white wash. Mr. Kato won the vote race with 34 votes in favour of his 102 cm Kohaku. Yes, Kato San's Kohaku which won the All Japan Koi Show 2010 in Niigata, was at the ZNA and had also grown another 4 cm!! Really the opposition stood no chance in the face of such a dominant koi.
It was a real pleasure to the always smiling Kato San receive the ZNA 2010 Grand Champion trophy, as well as seeing all the other winners of various divisions and varieties. All-in-all a great show, great location, and a great time was had by all.
The ZNA Koi Showa this year was extremely well attended, and there were plenty of excellent koi on show from all across Japan, although in the end when the final vote for Grand Champion took place it was a bit of a white wash. Mr. Kato won the vote race with 34 votes in favour of his 102 cm Kohaku. Yes, Kato San's Kohaku which won the All Japan Koi Show 2010 in Niigata, was at the ZNA and had also grown another 4 cm!! Really the opposition stood no chance in the face of such a dominant koi.
It was a real pleasure to the always smiling Kato San receive the ZNA 2010 Grand Champion trophy, as well as seeing all the other winners of various divisions and varieties. All-in-all a great show, great location, and a great time was had by all.
Link: http://www.koibito-japan.com/news/latest-news/zen-nippon-airinkai-46th-all-japan-nishikigoi-show
Senin, 03 Oktober 2011
Para Juri The 1st Bandung Young Koi Show 2011
The 5th Bogor One Day Koi Show 2011
Mr. Budi Widjaya, Mr. Hendrawan Sudarpo and Mr. Felix Denanta
The Winners
Mr. Hartono Soekwanto, Mr. Achmad Soni, Mr. Johanes Yusuf, Mr. Hendrawan Sudarpo, Mr. Kiki Sutarki and Mr. Felix Denanta
Mr. Hendrawan Sudarpo - Grand Champion A The 1st Bandung Young Koi Show 2011
Rekap Poin The 1st Bandung Young Koi Show 2011
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Last Updated on Sunday, 18 September 2011 01:02 |
Entry |
REKAPITULASI PESERTA BERDASARKAN KOTA ASAL |
Kota | Total Peserta | Jumlah Ikan |
1 | Bandung | 84 | 397 |
2 | Jakarta | 94 | 320 |
3 | Sukabumi | 44 | 87 |
4 | Surabaya | 19 | 38 |
5 | Yogyakarta | 17 | 32 |
6 | Bogor | 6 | 23 |
7 | Tangerang | 3 | 14 |
8 | Garut | 2 | 13 |
9 | Cirebon | 2 | 10 |
10 | Semarang | 3 | 9 |
11 | Serpong | 3 | 8 |
12 | Depok | 1 | 7 |
13 | Cianjur | 2 | 6 |
14 | Blitar | 3 | 6 |
15 | Bekasi | 1 | 3 |
16 | Solo | 2 | 2 |
17 | Sumedang | 2 | 2 |
18 | Banjar | 1 | 1 |
19 | Cikarang | 1 | 1 |
20 | Purwokerto | 1 | 1 |
21 | Sidoarjo | 1 | 1 |
22 | Tasikmalaya | 1 | 1 |
23 | Kebumen | 1 | 1 |
294 | 983 |
Most Handling - Samurai Koi Centre - 144 ekor - 38 peserta
Langganan:
Postingan (Atom)