Karantina sepertinya merupakan sebuah kosa kata yang cukup popular di kalangan hobies koi, sebelum berbicara lebih jauh tentang ini, mungkin lebih baik kita memahami apa maksud dan tujuan dari karantina itu sendiri.
Karantina kalau boleh disebut sebagai suatu kegiantan untuk mengisolasi atau memisahkan sesuatu dari lingkungan tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu.
Dalam hal pemeliharaan koi, kita melakukan karantina dengan tujuan untuk menjaga agar koi yang sudah kita punya tidak tertular atau terjangkit penyakit tertentu yang dibawa oleh pendatang baru. Atau mengisolasi koi yang sakit, memisahkan koi sakit ketempat tertentu sehinnga terpisah dari koi yang ada di wadah utama.
Yang akan kita bahas selanjutnya lebih menitik beratkan pada proses karantina untuk koi pendatang baru yang relatif lebih komplek permasalahannya.
LATAR BELAKANG
Yang banyak terjadi di kalangan hobbies terutama habbies pemula adalah kurang paham benar apa yang menjadi maksud dan tujuan karantina untuk memaksimalkan hasil karantina tersebut.
Sebelum berbicara lebih jauh akan maksud dan tujuan karantina alangkah baiknya kita untuk terlebih dahulu memahami latar belakang dari kegiatan ini.
Setiap mahluk hidup, hidup di komunitas / lingkungan mereka masing – masing, dan setiap komunitas hidup antara yang satu dengan yang lain tidaklah sama.
Antara lingkungan yang satu dengan yang lain mempunyai banyak perbedaan, walaupun juga memiliki kesamaan. Sedangkan mahluk hidup sendiri mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkunngan hidupnya.
Untuk lebih memahami kita ambil contoh manusia. Seorang petani yang menanam padi disawah tidak merasa gatal walaupun seharian berendam di lumpur yang basah dan kotor, akan tetapi seorang pekerja kantoran yang mencoba membantu petani menanam padi di sawah, merasa gatal – gatal pada kulitnya bahkan sampai menderita iritasi.
Begitu juga anggota keluarga petani keesokan harinya perut mereka merasa kurang nyaman karena pada malam sebelumnya makan makanan yang dibawa oleh “ si pekerja kantoran “.
“ Si Petani “ sendiri karena tidak punya makanan tetap makan makanan “Si Pekerja Kantoran” dan lama – lama terbiasa.
Begitu juga petani yang bermalam di rumah pekerja kantoran, keesokan harinya sakit demam karena semalaman tidur di kamar yang menggunakan AC ( Air Conditioning ).
Begitu juga anggota keluarga “ si pekerja kantoran “ tertular penyakit kulit karena menggunakan handuk mandi yang pernah digunakan petani tersebut.
Kalau kita menyimak ilustasi diatas mungkin kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
- Setiap mahluk hidup dapat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap lingkungannya.
- Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan setiap mahluk hidup bisa mengalami “ganguan.
- Setiap mahluk hidup dapat menjadi sarana ( carrier ) “penyakit” terhadap lingkungan barunya.
- Mahluk hidup yang sehat belum tentu tidak mengandung “ bibit penyakit “
- Apabila mahluk hidup dapat menyesuaikan dengan lingkungannya berarti mahluk tersebut sudah memiliki kekebalan ( imum ) terhadap “ penyakit di lingkungannya “.
Jadi meskipun Koi pendatang baru itu sehat belum tentu bebas bibit penyakit. Demikian juga koi yang ada di kolam anda belum tentu bebas bibit penyakit walaupun koi tersebut sehat.
Mungkin dari gambaran diatas kita sedikit bisa memahami langkah – langkah untuk melakukan kegiatan karantina.
TUJUAN
Yang seharusnya menjadi tujuan dari karantina adalah untuk menjaga agar koi yang telah kita miliki tidak tertular bibit penyakit yang mungkin dibawa oleh koi pendatang baru.
Selain itu maksud dan tujuan karantina adalah untuk menyesuaikan lingkungan hidup koi yang baru dengan lingkungan asal sehingga bila koi yang baru kurang dapat beradaptasi dan mengalami gangguan tidak menjangkiti koi yang sudah kita miliki.
KEGIATAN KARANTINA.
Apakah setiap koi baru wajib karantina ?
TIDAK,
- Bila kolam yang akan kita gunakan belum terisi ikan.
- Bila anda telah meminta kepada penjual untuk “mensterilkan koi” sebelum ke kolam anda dengan pengawasan selama masa – masa awal penyesuaian, bila terlihat gejala sakit segera di karantina.
Langkah mana yang terbaik ? karantina atau tidak ?
KARANTINA,
- tidak semua koi mudah meyesuaikan dengan lingkungan baru terutama koi yang biasa “ di manja “ di lingkungan lamanya.
- Biasanya koi tertentu akan mengalami “gangguan” sebelum dapat adaptasi dengan lingkungan baru
- Koi mudah stress bila berubah lingkungan hidupnya sehingga mudah terserang penyakit karena sistim imum tubuhnya menurun.
Langlah karantina yang ideal sebenarnya membutuhkan proses yang cukup detail yang seolah – olah sangat rumit padahal tidaklah demikian, asal kita dapat memahami “ mengapa nya”.
Langkah karantina yang ideal, dimulai pada saat kedatangan koi.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah meyiapkan tempat karantina yang memadai baik luas maupun volume tempat karantina tersebut, yang sebelumnya sudah kita isi dengan air kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk memelihara koi tersebut.
Apakah harus ? tidak , dengan mengisi tempat karantina dengan sumber air yang sama dengan kolam yang rencananya akan kita gunakan untuk memelihara koi tersebut sudah cukup memadai bila sumber air yang digunakan bukan air PDAM/PAM, bila memakai air PDAM/PAM hendaknya ditreatment terlebih dahulu.
Bila tempat karantina sudah siap, masukkan koi beserta kantong plastiknya agar suhu udara kantong dan suhu air tempat karantina sama,biasanya memerlukan waktu 15-30 menit, setelah itu baru lepas koi ke tempat karantina.
Langkah berikut adalah memberi tempat karantina dengan obat anti virus, bakteri, dan parasit, hal ini bertujuan untuk “menstrerilkan” dan mempercepat proses karantina.
Langkah ini sebaiknya dilakukan apa bila tempat karantina kurang memadai atau “terlalu memaksa”.
Sebenarnya langkah yang paling ideal adalah tidak memberikan obat – obatan dahulu sebelum koi terlihat ada gejala sakit, namun cara tersebut memerlukan proses waktu yang agak lama, yang mungkin malah dapat berakibat fatal terhadap koi apalagi dengan tempat karantina yang kurang memadai.
Pengunaan garam dan alat pemanas suhu, dalam proses karantina sendiri tidaklah dianjurkan, karena penggunaan garam dan pemanas suhu mengganggu maksud dan tujuan karantina itu sendiri.
Garam sifatnya membatasi ruang hidup jenis bakteri tertentu tetapi tidak dapat membasmi bakteri tertentu tersebut, yang sebenarnya fungsi garam dapat diambil alih oleh obat anti bakteri.
Begitu juga dengan dengan pemanas suhu sifatnya hanya membatasi ruang hidup sebagian bakteri.
Sedangkan ada beberapa jenis bakteri yang hanya “tidur” pada suhu dan kadar garam tertentu.
Sebenarnya hal tersebut dapat membantu proses “strerilisasi” namun yang menjadi kekurangan dengan sistim garam dan pemanas suhu sendiri adalah membedakan tempat karantina dengan kolam koi itu sendiri ( kadar garam & suhu ), sehingga pada saat koi kita lepas di kolam maka koi perlu penyesuain kembali.
Dengan proses karantina singkat mungkin hanya perlu waktu 5-8 hari, kalau proses karantina panjang mungkin perlu waktu sampai 15-21 hari, bahkan kadang perlu waktu 30-40 hari.
Yang perlu menjadi pertimbangan dan pemikiran kita adalah tempat karantina itu sendiri. Selama ini yang sering penulis amati dikalangan para hobbies adalah proses karantina itu sendiri yang kalau penulis amati lebih terlihat sebagai tempat “penyiksaan koi” dari pada sebagai tempat karantina.
Tempat karantina yang ideal adalah tempat yang dapat membuat koi merasa nyaman, sehingga koi tidak tambah stress.
Alangkah baiknya tempat karantina dilengkapi dengan sistim filtrasi yang memadai sehingga kita juga dapat memberi makan koi pada saat karantina.
Banyak para hobbies yang salah persepsi bahwa pada saat karantina koi tidak boleh diberi makan.
Hal yang benar sebenarnya koi dalam masa karantina tidak boleh diberi makan dengan jumlah banyak, hal ini berlaku apabila tempat karantina tidak dilengkapi dengan sistim filtrasi.
Apabila kita punya kolam khusus karantina dengan sistim filtrasi yang memadai memberi makan dalam dosis normal tidaklah akan menjadi masalah.
Coba anda bayangkan koi yang anda beli masuk ke tempat karantina tidak diberi makan selama 2 minggu, apalagi anda membeli koi ditempat jauh dengan perjalan yang memakan waktu berjam- jam, pastilah oleh sipenjual koi tersebut dipuasakan terlebih dahulu minimal 1-2 hari, berarti koi tidak makan selama 15 hari, ada koi yang tahan, tapi banyak juga yang tidak dan menjadi mati.
Itu juga yang sering penulis amati yang menjadi kegagalan para hobbies dalam poses karantina.
Coba kita bayangkan jika kita yang menjadi koi, bisa tahan tidak makan 15 hari ?
Untuk kegiatan karantina koi yang sakit perlakuan yang sama kita lakukan seperti proses karantina diatas.
Yang menjadi perbedaan adalah pemberian obat - obatan yang sesuai dengan penyakit yang menjangkiti koi tersebut. ( mengenai obat & penyakit koi akan dibahas dalam artikel tersendiri ).
Demikian artikel ini dibuat dengan harapan para hobbies dapat melaksanakan kegiatan karantina tampa perasaan bingung dan was - was.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar