susunan

Kamis, 06 Oktober 2011

Bangkitnya Raksasa Tua

ZNA Bandung Chapter sudah berdiri sejak lebih dari satu dasawarsa, 1st Bandung Young Koi Show adalah geliat kontes pertama di era kebangkitannya, papar Ajik Raffles

Dua belas tahun silam, para penggemar koi asal kota Bandung berkumpul di sebuah sudut kota. Tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1999 di Villa Istana Bunga, Lembang. Hadir 25 orang insan penggemar koi dari kalangan pedagang dan penggemar yang kini dikenal sebagai penggemar koi papan atas. Pertemuan kali ini bukan sekedar kongkow – kongkow yang biasa dilakukan dan memiliki agenda khusus. Dimotori dua tokoh koi senior, Edy Sukamto dan Wahyudi Gandasasmita, mereka mendeklarasikan berdirinya ZNA Bandung Chapter. Tujuannya untuk menampung aspirasi penggemar koi, memasyarakatkan Koi dan memajukan dunia Koi di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Deklarasi itu dibarengi penyelenggaraan 1st ZNA Bandung Koi Show 2010.  

  
Kontes ini yang pertama kali diadakan di Bandung dan melengkapi kontes koi di Indonesia pada tahun itu yang diselenggarakan di Surabaya, 2nd Indonesia Koi Chapter 2000. “Seingat saya ketika itu ZNA Surabaya Chapter sudah terbentuk” kenang Kiki Sutarki, yang kala itu masih dikenal sebagai Arsitek dan penggemar berat Koi. Kehadiran klub ini memang menambah kutub penggemar koi. Bila sebelumnya geliat Koi lebih banyak di kota Surabaya, sejak itu semaraknya ikut merambah kota Bandung. Kedua kutub penggemar koi ini melengkapi kota yang sebelumnya dikenal sebagai sentra penghasil Koi, Sukabumi dan Blitar.

Kehadiran kedua klub ini kemudian menginspirasi terbentuknya klub – klub koi di kotal lain: Blitar Koi Club (1999), Jakarta Koi Club (2001), Shinkokai Indonesia (2003), Semarang Koi Club (2003) dan Makassar Koi Club (2003). Inilah klub – klub Koi generasi pertama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Di tahun – tahun awal kehadirannya, ZNA Bandung Chapter salah satu klub paling aktif bersama dengan Blitar Koi Club dan Makassar Koi Club. Ketika Shinkokai Indonesia dideklarasikan dedengkot Koi kota Bandung lainnya, Roy Andre da Costa dan Ayi Wiratman di tahun 2003, ZNA Bandung Chapter menggandengnya dan bersama – sama menyelenggarakan kontes berikutnya yang bermetamorfosis menjadi “Bandung Koi Show”. Sayang setelah ini kiprah klub koi asal kota Bandung bak “Hidup Enggan, Mati Tak Hendak” mengikuti jejak langkah koleganya dari Surabaya dan Jakarta.  
Adalah Asosiasi Penggemar Koi Indonesia (APKI) yang ditengarai menjadi asal mula kiprah berbagai klub koi lokal ini mengendur. Ketika terbentuk di tahun 2004 dengan dukungan klub – klub itu, APKI langsung mengusung dua agenda utama: All Indonesia Koi Show dan All Indonesia Young Koi Show. Kehadiran dua kontes berskala nasional ini menyebabkan agenda klub lokal harus mengalah. Jadwal kontes diatur dan disesuaikan APKI berdasarkan rapat anggota. Ditambah dengan Blitar yang sudah memiliki agenda rutin terlebih dahulu, kiprah ZNA Bandung Chapter kian terbatas. Tidak mudah menyelenggarakan kontes pada saat penggemar koi belum semarak seperti sekarang.
Kondisi ini diperparah dengan kehadiran klub – klub koi baru yang bermunculan bak “Cendawan di Musim Hujan” pada periode 2006 – 2009. Semua klub mengagendakan kontes dan membuat jadwal kontes kian padat. Inilah salah satu faktor Bandung ZNA Chapter mengurangi aktifitas kontes.
Tetapi bukan berarti Bandung mati gaya. Penggemar koi asal kota kembang ini punya cara untuk mengekspresikan kevakuman di Bandung. Dimotori Handrie Agoestiana, tahun 2008 dideklarasikan Parahyangan Koi Club (PKC). Ini adalah klub ketiga milik “Urang Bandung”. PKC langsung menggebrak dengan kontesnya: PKC Young Koi Show. Bersama saudara tuanya, ZNA Bandung Chapter dan Shinkokai Indonesia, PKC bahu membahu mensukseskan 5th Bandung Koi Show 2009. Kontes kelima dalam sepuluh tahun sejarah ZNA Bandung Chapter. Bandingkan dengan Blitar Koi Club yang dalam kurun waktu sama telah menggelar sepuluh kali kontes.
PKC kian rutin menggelar kontes, di penghujung 2009 mereka menggelar PKC Young Koi Show yang kedua dan di awal tahun 2011 yang ketiga. Bahkan PKC membuat terobosan inovatif dengan garapannya di bulan Juni 2011: PKC Baby Koi Show, yang mempertandingkan Koi hingga ukuran 30Cm saja. Kontes PKC selalu sukses dari sisi fish entry seakan menggambarkan bagaimana publik kota kembang haus kontes. Fenomena ini menarik perhatian para punggawa ZNA Bandung Chapter. Mereka kemudian menggelar pertemuan dengan keputusan fenomenal, mentransformasi diri dengan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada generasi muda yang masih memiliki semangat membina.

ZNA Bandung Chapter bak terlahir kembali. Di tangan penggemar koi sekelas Hartono Sukwanto, Yohanes Yusuf, Achmad Sony dan lainnya mereka mulai mengayunkan langkah. Dalam beberapa hari mendatang mereka akan menggelar 1st ZNA Bandung Chapter Show di Graha Batununggal, Bandung. Dengan kepiawaian mengelola massa, Achmad Sony mengkomunikasikan kontes ini dengan elegan. Tidak semua kontes memiliki komunikatornya, dan Bandung beruntung memiliki figur Achmad Sony. ZNA Bandung Chapter kini merentang sayap dan bahu membahu dengan komunitas penggemar koi di kota lain mereka siap mengemban misi Memajukan Dunia Koi di tanah air. Sesungguhnya, 1st ZNA Bandung Chapter Show adalah pembuka. Klub ini sudah mengagendakan kegiatan berikutnya: "1st All Asia Cup Young Koi Show 2012". Sebuah kontes prestisus yang diinspirasi oleh Asai Cup Asia Koi Show. Ini adalah bukti bahwa Sang Raksasa Tua itu telah bangkit!!
( Sumber: KOI-S Magazine edisi No. 11/Vol II/Mar  – Juni 2010 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar